Rabu, 22 Februari 2017

Ego


Tatapan adalah anugerah untuk mampu memahami keindahan. Memandang berbagai warna-warni kehidupan yang mengisi hari dalam setiap kedipan. Ada banyak yang dapat dilihat, dari kelopak bunga yang cantik, cerahnya awan, burung yang berterbangan, atau mungkin wajahmu yang entah mengapa Tuhan menciptakanmu begitu indah. Komposisi keelokan yang berbaur menjadi satu dalam senyummu yang sempurna. Senyum yang menjadi candu kala aku dilanda rindu pada kamu yang kerap mampu menghilangkan segala gundah-gulana yang melekat dibenakku.
Bermula dari satu tatapan, aku mulai terkesan. Mungkin tatapan itu telah berproses menjadi suatu kekaguman. Intuisi selalu berkata, kaulah yang diinginkan hati walau tidak jarang kau memberi isyarat bahwa intuisiku salah. Entah, aku tidak tahu harus mengikuti yang mana – kata hatiku atau sikapmu yang selalu tersirat dalam setiap celotehanmu di ruang maya yang penuh tanda tanya.
Bukan bermaksud memaksakan kehendakku, jika pada akhirnya kau tidak memilihku. Salahku yang tak mampu menjaga pandangan atau terlalu pengecut untuk mengungkapkan kejujuran yang ada di hati. Setidaknya apabila intuisi ini hanya sebatas ego yang tak berujung, aku tetap bersyukur pernah mengagumi sosok mengagumkan sepertimu. Keindahan dunia yang hingga detik ini masih kuharapkan akan melabuhkan cintanya di pelabuhan cintaku yang senantiasa aku jaga dan nantikan hanya untukmu seorang. Tersenyumlah, untuk pengagum rahasiamu ini yang tak tahu diri. Semoga kamu bukan ego yang menjelma menjadi ilusi.

Semarang, 22 Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ego

Tatapan adalah anugerah untuk mampu memahami keindahan. Memandang berbagai warna-warni kehidupan yang mengisi hari dalam setiap kedipan. A...